Krisis Global Tahun 2008 dan Kebijakan Pemerintah - Bailout Bank Century (Bagian I)

            Tulisan ini berawal dari “kebingunganmbah, maklum lah kalo masalah perbankan mbah nggak tahu apa apa.... heheheh,  Lha piye to kok bingung ?? yo mesti bingung,  wong melihat “gonjang ganjing” bailout Bank Century yang tidak “selesai selesai”. 
             Padahal dampak dari kebijakan yang telah diambil to do oleh Pemerintah dimulai dari saat bertarung menghadapi krisis sampai sekarang, perekonomian Indonesia dapat dikatakan berjalan “mulus-mulus” saja, tidak terkena dampak yang signifikan akibat krisis yang terjadi tahun 2008 (coba sampean bandingkan akibat krisis 1998 dampaknya nggak mulus alias menghancur-leburkan perekonomian nasional seperti pengalaman ketika krisis 1997-1998).
Sedangkan dampak gonjang ganjingnya sampai sekarang Bank Century (sekarang ganti nama menjadi Bank Mutiara dan masih dimiliki Pemerintah) "agak susah" dijual ........ nah ... kan....????

          Dari hal-hal tersebut  mbah ya mencoba belajar atau itung-itung untuk menambah wawasan dengan mengawali dari sejarah situasi krisis dan kebijakan apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah (waktu itu) sehingga nantinya kita bisa menilai dan tidak salah kaprah dalam menilai sesuatu kebijakan yang telah dilakukan ( to do ) apakah patut dipermasalahkan sebagai “skandal” atau tidak ?

Lha kalau kebijakan tersebut tidak dilakukannot to do ) bagaimana dampaknya sekarang ? .....

       Seperti yang dikatakan seorang ahli kebijakan publik bernama Thomas R Dye (1987) bahwa "kebijakan publik adalah whatever governments choose to do or not to do (Kebijakan negara menyangkut pilihan-pilihan apapun yang dilakukan pemerintah, baik untuk melakukan sesuatu ataupun tidak berbuat sesuatu)".


            Dan untuk mengetahuinya agar jelas mbah akan coba gambarkan situasi krisis tersebut beserta kebijakan publik apa saja yang telah diambil pemerintah dengan me”ngurut”kan sekumpulan tulisan dari beberapa sumber, meski copas copas sana sini tetapi paling tidak bisa kita mengetahui situasi waktu itu dan mengerti kebijakan apa yang telah dilakukan (to do) oleh Pemerintah dalam mengatasi situasi tersebut.

Situasi Krisis Global Tahun 2008

         Tahun 2008 dunia dihantam kembali dengan krisis keuangan yang dimulai dari krisis di Amerika Serikat yang dipicu oleh bisnis subprime mortgage (hal ini disebabkan kreditur di Amerika Serikat selama ini memberikan kredit dengan sangat mudah kepada masyarakat tanpa melihat kemampuan bayar dan collateral yang dimiliki). Salah satunya pemberian kredit perumahan di Amerika Serikat diberikan kepada debitur-debitur yang memiliki portofolio kredit yang buruk.

             Hal tersebut terjadi dan berawal pada kebangkrutan perusahaan bernama Lehman Brothers yang menjalankan praktek agen atau perantara dengan menyalurkan dana dari mereka yang mempunyai kelebihan uang kepada penduduk calon debitur sub prime mortgage di sector property. Raksasa keuangan AS ini akhirnya tumbang setelah mengalami kesulitan ketika para debitur kredit pemilikan rumah satu per satu tidak sanggup lagi membayar bunga dan angsuran pokok kredit pemilikan rumah mereka.
          Kebangkrutan Lehman Brothers ini tidak berhenti sampai di situ namun menjadi efek domino kemudian berimbas ke pelemahan sektor riil ditandai kebangkrutan dan kekacauan berbagai perusahan besar di AS seperti General Motors, Ford, Chrysler yang terpaksa memutuskan kelangsungan kerja ribuan karyawannya. Tidak hanya mengakibatkan resesi di Amerika Serikat tetapi juga mengakibatkan resesi global.
               Bahkan resesi pada tahun 2008 tersebut dianggap oleh berbagai kalangan sebagai resesi yang lebih besar daripada depresi ekonomi1930-an.

           Sedangkan di belahan Eropa ditandai dengan permasalahan sebuah bank swasta berukuran kecil di Inggris yaitu Northern Rock. Walaupun kecil (dalam keadaan normal, bank Northern Rock yang kecil ini tidak masuk kategori bank berdampak sistemik (systemically important bank), bank ini jadi sorotan publik ketika terjadi gonjang-ganjing krisis pada waktu itu.
Meski sempat dilakukan penyelamatan oleh otoritas moneter berdasarkan opsi Chapter 11 Protection, namun lembaga keuangan non bank raksasa yang berdiri sejak 1847 mengumumkan kerugian secara bertahap sebelum akhirnya tidak berhasil tertolong dan dinyatakan bangkrut (Mirhad: 2014).
Penarikan dana besar-besaran yang dilakukan oleh para nasabahnya memicu sentimen negatif di pasar. Antrian panjang nasabah yang ingin menarik dananya dari bank ini disiarkan oleh berbagai stasiun TV di dunia. Untuk pertama kalinya dalam 140 tahun terakhir, Inggris mengalami kekacauan perbankan.
Bank Sentral Inggris (Bank of England) membantu dengan kebijakan berupa pemberian pinjaman darurat pada 13 September 2007, namun Northern Rock akhirnya di- nasionalisasi pada 17 Februari 2008, semata-mata demi menghindari kerusakan yang lebih luas terhadap perekonomian di Inggris. Sejak kejadian itu, beberapa bank di Inggris juga dinasionalisasi dengan cara  Pemerintah Inggris mengambil sebagian porsi saham di bank-bank swasta tersebut sebagai bagian dari program rekapitalisasi.

           Kasus Northern Rock ini menjadi pelajaran berharga, seperti diungkapkan dalam Reflections on Modern Bank Runs: A Case Study of Northern Rock, Hyun Song Shin, Princeton University, August 2008 bahwa "sesungguhnya, sekalipun bank itu berukuran kecil, apabila tidak diselamatkan, bank tersebut dapat menimbulkan dampak sistemik terhadap sistem keuangan secara keseluruhan".

Pengaruh dan Ancaman Krisis di Indonesia

           Karena jaringan bisnis keuangan sudah mendunia dengan AS sebagai pusat keuangan terbesar di dunia, tak pelak lagi gempa keuangan ini menyebar ke seantero dunia,  sehingga dapat disebut sebagai krisis keuangan global.

         Dunia mengalami resesi. Seluruh Negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, kecuali China, India, dan Indonesia.

         Namun seperti dikatakan ekonom Faisal Basri bahwa tidak berarti ketiga Negara ini terbebas dari krisis keuangan global. Indonesia tidak terkecuali. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun, laju inflasi naik tajam, nilai tukar rupiah melorot, investasi turun, penjualan berbagai barang dan jasa turun sehingga mengancam ratusan ribu pekerja terkena PHK. Otoritas Bursa melakukan suspense perdagangan saham pada Oktober 2008. Perbankan Indonesia tertekan. Sejumlah bank mengalami tekanan likuiditas. Bank yang memiliki kelebihan likuiditas menahan diri untuk meminjamkan dananya ke bank lain. Bank besar sekalipun megap-megap.
Yang paling sensitif adalah likuiditas perbankan dan tekanan modal yang lari ke luar negeri. Negara-negara tetangga telah menerapkan blanket guarantee, sedangkan Indonesia tidak menerapkan blanket guarantee hanya menaikkan batas penjaminan simpanan dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar (karena Wakil Presiden waktu itu tidak setuju kebijakan blanket guarantee).

           Dalam situasi menghadapi dan situasi sedang krisis tersebut, beberapa pengamat, ekonom dan pelaku bisnis  memberi “warning” tentang situasi krisis dan “meminta” Pemerintah melakukan sesuatu (to do)  untuk menghindari dampak krisis tersebut sebagaimana kutipan berikut ini  ........


Kalo mau baca kelanjutannya klik gambar dibawah ini ......

1 comment:

  1. Halo kakak, Main Tembak Ikan Online Vazbet yuk!
    Banyak bonus-bonus menarik lho..

    > Min. DP/WD 25,000
    > Bonus New Member 25%
    > Bonus Deposit 5%
    > Bonus Cashback Kekalahan 10%

    Ayo Daftar !
    Dapatkan Bonus Refferalnya.
    WA >>> +855 878 795 20
    WEB >>> WWW.VAZBET.IN

    ReplyDelete

var popunder = true;